Senin, 19 September 2011

D R E A M


                  
                      Kembali lagi dapat kesempatan dari Bue buat membaca buku “7 Keajaiban Rezeki” by Ippho “Right” Santoso yang diterbitkan oleh PT. Elex Media Komputindo Kompas Gramedia.
            Kalau buku lain menunjukkan bagaimana meraih kesuksesan, maka buku ini akan menunjukkan bagaimana mempercepatnya-kebetulan dengan pendekatan-pendekatan otak kanan dan sentuhan-sentuhan Islam. Apakah itu terkait keuangan, kesehatan, impian, prestasi, jodoh atau apa saja. Dan inilah pedomannya :
  1. Lingkar pengaruh itu dimulai dari Lingkar diri, Lingkar Keluarga, Lingkar Sesama, Lingkar Semesta sampai Lingkar Pencipta. Istilah-istilah barusan mungkin membuat kening sedikit berkerut. Yah, tidak perlu buru-buru minum obat sakit kepala.
  2. Dan ternyata, hamper semua keajaiban yang tertera dibuku ini bermula dari Lingkar Diri. Itu artinya, segala sesuatu memang bermula dari diri sendiri. Ippho mengatakan dengan tegas bahwa “ Anda-lah actor utamanya! Anda-lah Faktor Penentunya! Jadi, jangan sampai Anda menengok ke luar dan lupa melongok ke dalam.
  3. Adapun 7 Keajaiban itu adalah :
    1. Sidik Jari Kemenangan.
    2. Sepasang Bidadari.
    3. Golongan Kanan.
    4. Simpul Perdagangan.
    5. Perisai Langit.
    6. Pembeda Abadi.
    7. Pelangi Ikhtiar.

Nah, sekarang ijinkan saya untuk berbagi keajaiban dari Ippho “Right” Santoso. Saya akan mencoba untuk menguraikan 2 dari 7 keajaiban tersebut (sebenarnya semuanya saling berkaitan satu dengan yang lain), dan keajaiban yang saya pilih adalah :

S E P A S A N G  B I D A D A R I ( Lingkar Keluarga )
  • Bahwa menjadi pemenang itu adalah hak siapa saja, tidak jadi soal apakah dulunya kita lemah, bodoh, minder, kuper, berasal dari keluarga miskin, berasal dari daerah atau apapun. Karena bagi Yang Maha Kuasa, tidak ada yang mustahil. Apalagi kalau Sepasang Bidadari sudah turut menyertai.
  • Pernahkah memnengar tentang Hukum Tarik-Menarik ( Law of Attraction ). Supaya mudah sebut saja LOA. Intinya kurang-lebih begini : Apa yang dipikirkan, itulah yang semesta berikan. Boleh juga dibilang, pikiranlah yang menarik segala sesuatu itu terjadi. Thoughts become things. Tentu saja, itu terjadi dengan izin Yang Maha Kuasa, Bukankah Dia itu persis seperti prasangka hamba-Nya. Sebagian kita kadang menggerutu, mengapa Yang Maha Kuasa tidak mengabulkan doa dan mewujudkan impian kita.
Turunnya Bidadari Pertama
Keridhaan Yang Maha Kuasa itu tidak terlepas dari keridhaan orang tua. Lingkar Pencipta itu tidak lepas dari Lingkar Keluarga. Kalaulah Dia sudah ridha maka menggerakkan doa, impian adalah perkara yang mudah. Dengan berbakti kepada orang tua akan menguak langit dan memanggil rezeki. Begitu doa orang tua selaras dengan doa kita maka akan menjadi lebih “ melangit “. Begitu impian orang tua selaras dengan impian kita, berarti impian kita akan menjadi lebih “ bersayap “. Mintalah mereka untuk menyebutkan impian kita dalam doa mereka.
Orang tua dan doanya, inilah bidadari yang pertama

Turunnya Bidadari Kedua
Yap, Sepasang Bidadari. Kalau orang tua itu adalah bidadari yang pertama, lantas siapakah bidadari yang kedua?
Tidak lain dan tidak bukan, dia adalah pasangan kita.
  • Menurut Ippho, menikah itu berkolerasi positif dengan rezeki. Orang-orang sering bilang “ Jodoh itu ditangan Tuhan “. Sambil bergurau, Ippho balas, “ Itu betul. Dan jodoh itu akan tetap ditangan Tuhan, selagi kita tidak berusaha mengambilnya “. Selain lebih membuka pintu rezeki, menikah itu akan menggembleng kita untuk lebih sabar, lebih bertanggung jawab dan lebih mampu memimpin.
  • Urusan jodoh nih ! Siapa pun pasti menginginkan jodoh yang lebih baik. Terus, apa yang harus dilakukan? Pertama-tama, ya lapor dulu ( baca: memohon ) kepada Yang Maha Menilai. Kedua, karena menginginkan jodoh yang lebih baik, maka harus mulai memperbaiki diri. Inilah yang disebut memantaskan diri. Yah, bukan sekedar memantaskan diri saja tapi, memantaskan diri dihadapan Yang Maha Menilai. Atau begini, bukan mustahil jodoh kita itu nilainya 8, namun kita itu nilainya masih 6. Bisa jadi, karena itulah Dia belum mempertemukan kita dengan jodoh kita. Yah, belum pantas menurut-Nya.
  • Mau keturunan yang baik-baik?
  • Mau pergaulan yang baik-baik?
  • Mau mitra usaha yang baik-baik?
Yah, perbaiki diri terlebih dahulu. Jadi kata kuncinya adalah perbaiki diri, luruskan niat hanya untuk-Nya dan berbaik sangka kepada-Nya.

Sekarang apa yang harus dilakukan ?
  • Pertama-tama, gandeng dulu Sepasang Bidadari.
  • Temui atau setidaknya menghubungi orang tua. Terus minta maaf ( ulang ) kepada mereka, dan minta mereka untuk menyebutkan impian kita dalam doa mereka.
  • Bagi yang sudah tidak memiliki orang tua lagi ( telah meninggal ), cobalah temui sahabat-sahabatnya yang masih hidup. Terus, senangkan hati mereka dan mintalah doa dari mereka.
 
P E L A N G I  I K H T I A R  ( Lingkar Diri )
  • Ketahuilah, Pelangi Ikhtiar ini dihiasi oleh 7 bias, yaitu impian, tindakan, kecepatan, keyakinan, pembelajaran, kepercayaan dan keikhlasan yang merupakan kebiasaan-kebiasaan dari seorang pemenang.
  • Action merupakan bias dalam Pelangi Ikhtiar. Salah satu ciri otak kanan adalah spontan dan action oriented. Ini betul-betul bertolak belakang dengan otak kiri, yang sukanya menimbang-nimbang. Pokoknya, lama! Dan sebenarnya, untuk menjadi seorang pemenang, syarat utamanya Cuma dua, yakni DNA ( Dream N Action ). Impian dan Tindakan. Dimana dream nya cukup sekali tapi actionnya berkali-kali.
  • Jika kita gigih, maka nasiblah yang akan menyerah dan menuruti kehendak kita. Tapi, kalau kita lembek, maka kitalah yang akan menyerah dan menuruti kehendak nasib.
  • Dan jangankan nasib. Takdir saja masih dapat diubah dengan doa dan usaha yang gigih. Lagi pula, toh kita tidak tahu nasib dan takdir kita nantinya. Jadi daripada berdebat panjang-lebar, soal nasib dan takdir, akan jauh lebih baik kalau kita berdoa dan berusaha saja yang gigih.
  • Tidak dapat dipungkiri, bicara soal action, kadang kita diselimuti ketakutan-ketakutan yang tidak beralasan. Begitulah kadang kedewasaan ( baca: otak kiri ) membuat kita memusingkan ketakutan-ketakutan yang tidak beralasan. Beda dengan balita ( baca : otak kanan ) ia malah berani action. Padahal, modalnya cuma 2, yaitu ketidak tahuan dan keingin tahuan. Tentu saja, demi menjadi seorang pemenang, kita perlu melakukan perhitungan-perhitungan. Tapi, mbok ya sekedarnya saja.
Sebab perhitungan yang berlebihan akan :
  • Mendorong kita melakukan pembenaran-pembenaran atas kelemahan-kelemahan kita.
  • Memupuk ketakuatn dan memangkas keberanian
  • Membuang waktu dan menunda action.        
Sekarang Apa yang Harus Dilakukan?
  • Besarkan Impoian.
  • Segerakan dan perbanyak Action.
  • Perhatikan sungguh-sungguh faktor pengendali.
  • Sempurnakan Pelangi Ikhtiar.
Yah, teruslah mengetuk, maka pintu akan dibukakan.
            Terima kasih karena sudah mengijinkan saya untuk berbagi keajaiban. Semoga bermanfaat

Yoenie say : It can be a miracle, If you belive

2 komentar: