Senin, 29 Agustus 2011

RAMADAN 1423 H

        Cerita Ramadan diawali dengan berbuka bersama dengan adik-adik dari Yayasan Al-Falaq Sidoarjo. Terima kasih ma Bue karena sudah dapat persetujuan untuk acara Ramadan tahun ini dipakai buat berbuka bersama adik-adik dari Yayasan Al-Falaq. Kalau tahun-tahun sebelumnya pada awal Ramadan atau mendekati Lebaran, kantor  menggunakan salah satu diantara moment tersebut dengan memberi bingkisan kepada masyarakat sekitar dan nasabah yang aktif baik tabungan, deposito dan kredit. Buka bersamanya diadakan tanggal 11 Agustus 2011, selain bertepatan dengan hari Kamis tanggal tersebut dipilih karena setelah tanggal 10 setiap bulannya itu sudah ter bebas dari berbagai macam laporan bulanan selain itu dikarenakan minimnya sumber daya manusia di kantor. Gak asik kan kalau pas lagi seru-serunya mempersiapkan acara buka bersama tau-tau datang surat teguran belum mengirim laporan ini dan itu.
Tepat di bulan Agustus 2011 ini, hamba-hamba Alloh SWT yang bernama manusia mendapat anugerah kesempatan merdeka. Agustus kali ini bertepatan dengan bulan Ramadan, ada yang berbeda dari biasanya, tidak akan ada lomba makan krupuk, balap karung,sendok kelereng dan lomba-lomba lainnya. Ada semarak yang hilang. Bahkan apabila kemeriahan-kemeriahan itu dibawa dalam perspektif “syukuran”, maka beginilah, seperti hari ini seharusnya kita mensyukuri kemerdekaan. Bersyukur kepada siapa? Dalam teks Pembukaan UUD 1945 tertuang : “Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorong oleh keinginan luhur...”Saya yakin para fonding fathers bangsa ini dulu memasang pujian kepada Allah dalam UUD 1945 bukan sekedar etika keberagaman semata. Melainkan ada kesadaran bahwa semua karunia ini adalah dari Allah. Tidak satu pun yang dapat meraihnya bila Allah tak berkenan. Sebaliknya, musuh sehebat apapun tak bisa menghalangi bila Allah sudah berkehendak. Yang pasti zaman telah mencatat bahwa umat islam di Indonesia pernah memperingati kemerdekaan dengan bingkai kesungguhan ibadah. Saya mengutipnya dari NH edisi 91 bulan Agustus 2011.
                Buber bareng adek-adek dari yayasan Al-Falaq sudah, sama teman-teman kantor juga sudah, emmm buber sama siapa lagi ya....(yang belum sama pengawas idola anak buduran J ).

Beningkan Hati dengan Berzikir
Cerahkan Jiwa dengan Cinta
Lalui Hari dengan Senyum
Tetapkan Langkah dengan Syukur
Sucikan Hati dengan Permohonan Maaf
Untuk Lisan dan Sikap yang Tak Terjaga
Semoga Kita termasuk Orang-orang yang mendapat Kemenangan
Taqobalallahu Minna Wa Minkum
Minal Aidzin Wal Faidzin Mohon Maaf Lahir n Batin

Minggu, 14 Agustus 2011

CATATAN JULI

             Bulan Juli buat saya adalah bulan kumpulan laporan, bulan Juli masuk dalam pelaporan Triwulan II (data bulan Juni)  berarti ada laporan Publikasi yang harus dikirim ke BI on line dan hard copy nya trus harus menyiapkan laporan Triwulan II yang harus disampaikan kepada Dewan Komisaris dari Direksi. Setelah itu menyiapkan juga Laporan Semester I atau lebih familiar dengan Laporan Dewan Komisaris yang harus dikirim ke BI hard copy nya. Sebenarnya batas pelaporan dari masing-masing laporan diatas (khusus yang dilaporkan ke BI) sampai dengan bulan Agustus ( kalau tidak salah sih ), karena saya termasuk orang yang tidak mau menunda pekerjaan terlalu lama jadi yo wes diselesaikan saja sekalian (ehem...ehem muji diri sendiri nih critanya) toh tinggal ganti angka-angkanya saja disesuaikan dengan realisasi pada bulan Juni trus menambahkan kejadian atau kegiatan yang berhubungan dengan operasional BPR, kan formatnya sudah ada  ( hehehehe).
                Pelaporan lain-lainnya adalah tindak lanjut dari hasil temuan audit BI pas bulan Juni kemarin. Jadi nih, setelah audit tidak dilepas begitu saja sama pengawas BI (kalau istilah mereka” Pantau”) ada beberapa item sih, salah satunya adalah Pedoman Anti Pencucian Uang (APU) Dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (PPT) Bagi BPR/BPRS. Dapat dead linenya Agustus lagi. Wuiiih Agustus, kan sudah masuk bulan Ramadan, easy guys kalau soal tindak lanjut audit BI sudah tidak ada masalah karena tidak terlalu signifikan dan mudah diselesaikan. Pedoman APU dan PPT nya juga”kecil”,bukan bermaksud menyombongkan diri lagi nih, sosialisasi masalah APU dan PPT sudah dilakukan bulan Maret yang mengacu pada PBI no.12/20/PBI/2010 tanggal 4 Oktober 2010. Kemudian sama Bank Indonesia disempurnakan (baca: ditindak lanjuti) dengan SE No.13/14/DKBU/2011 tanggal 12 Mei 2011 tentang Penerapan Program Anti Pencucian Uang Dan Pencegahan Pendanaan Terorisme Bagi Bank Perkreditan Rakyat Dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. Dimana SE tersebut merupakan penyesuaian terhadap ketentan sebelumnya yaitu PBI No.5/23/PBI/2003 tanggal 23 Oktober 2003 tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah (Know Your Customer) bagi BPR.  Bersamaan dengan diterbitkannya SE tersebut adalah pedoman standart pelaksanaan program APU dan PPT bagi BPR dan BPRS yang mana hukumnya adalah wajib bagi BPR dan BPRS untuk menyusun pedoman APU dan PPT yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kompleksitas operasional usahanya. Batas akhir penyampaian Pedoman Pelaksanaan Program APU dan PPT kepada Bank Indonesia paling lambat 1 Desember 2011. Alasan kenapa Pedoman Pelaksanaan Program APU dan PPT wajib (krn kalo terlambat ada sanksinya) adalah untuk mendukung program pencegahan tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme, dikarenakan BPR dan BPRS adalah lembaga keuangan yang rentan dengan tindak pidana pencucian uang dan pendanaan terorisme. Jadi ada keterkaitan nih, antara PPATK (Pusat Pelaporan dan Analisa Transaksi Keuangan)  dengan Bank Indonesia sebagai otoritas tertinggi perbankan di Indonesia .(kalo pingin jelas baca Catatan Juni dech).  Sekilas tentang Pedoman Standart Pelaksanaan Program APU dan PPT ya....
PENJELASAN UMUM
  • Customer Due Diligence (CDD) adalah kegiatan berupa identifikasi, verifikasi, dan pemantauan yang dilakukan Bank untuk memastikan bahwa transaksi dilakukan sesuai dengan profil pengguna jasa Bank.
  • Enhanced Due Dilligence (EDD) adalah CDD dan kegiatan lain yang dilakukan oleh Bank untuk mendalami profil calon Nasabah, Nasabah atau BO yang tergolong berisiko tinggi termasuk PEP terhadap kemungkinan pencucian uang dan pendanaan terorisme.
  • Penerapan Risk Based Approach, yaitu pengelompokkan Nasabah berdasarkan tingkat risiko terjadinya pencucian uang atau pendanaan terorisme.
  • Walk in Customer (WIC) adalah pengguna jasa Bank yang tidak memiliki rekening pada Bank tersebut, tidak termasuk pihak yang mendapatkan perintah atau penugasan dari Nasabah untuk melakukan transaksi atas kepentingan Nasabah tersebut.
  • Beneficial Owner (BO) adalah setiap orang yang memiliki dana, yang mengendalikan transaksi nasabah atau WIC, yang memberikan kuasa atas terjadinya suatu transaksi dan/atau yang melakukan pengendalian melalui badan hukum atau perjanjian.
  • Politically Exposed Person (PEP) adalah orang yang mendapatkan kepercayaan untuk memiliki kewenangan publik diantaranya adalah Penyelenggara Negara dan/atau orang yang tercatat sebagai anggota partai politik yang memiliki pengaruh terhadap kebijakan dan operasional partai politik.
PROSES PENCUCIAN UANG
Proses Pencucian Uang yang sering terjadi dikelompokkan ke dalam 3 (tiga) tahap kegiatan yang meliputi :
Penempatan (Placement),adalah upaya menempatkan dana yang dihasilkan dari suatu kegiatan tindak pidana ke dalam sistem keuangan.Bentuk kegiatan ini antara lain : Menempatkan uang giral (cheque,wesel bank,sertifikat  deposito dll), Menyetorkan uang pada penyedia jasa keuangan sebagai pembayaran kredit untuk mengaburkan rekam jejek kredit, Menyelundupkan uang tunai dari suatu  negara ke negara lain, Membiayai suatu usaha yang seolah-olah sah atau terkait dengan usaha.
Transfer (Layering), adalah upaya memisahkan hasil tindak pidana transaksi keuangan untuk menyembunyikan atau menyamarkan asal usul dana.Bentuk kegiatan lainnya : Transfer dana dari satu bank ke bank lain dan atau antar wilayah/negara, Penggunaan simpanan tunai sebagai agunan untuk mendukung transaksi yang sah, Memindahkan uang tunai lintas batas negara melalui jaringan kegiatan usaha yang sah maupun shell company.
Penggunaan harta kekayaan  (Integration),adalah upaya menggunakan harta kekayaan yang telah tampak sah,baik untuk dinikmati langsung,diinvestasikan ke dalam berbagai bentuk kekayaan material maupun keuangan,dipergunakan untuk membiayai kegiatan bisnis yang sah,ataupun untuk membiayai kembali kegiatan tindak pidana.

Prosedur Customer Due Diligence (CDD) yang lebih sederhana (baca: tingkat risiko terjadinya pencucian uang atau pendanaan terorisme tergolong rendah) dapat dilakukan apabila :
  • Tujuan pembukaan rekening untuk pembayaran gaji karyawan. Dalam hal ini rekening tersebut adalah  rekening milik perusahaan yang digunakan untuk pembayaran gaji karyawan perusahaan tersebut atau   rekening Nasabah perorangan yang tujuan pembukaan rekening adalah untuk menampung gaji yang diberikan oleh perusahaannya secara periodik.
  • Rekening berupa tabungan wajib terkait dengan pemberian kredit/pembiayaan dari yang sama.
  • Calon nasabah berupa perusahaan publik (perusahaan yang terdaftar pada bursa efek) yang tunduk pada peraturan tentang kewajiban untuk mengungkapkan kinerjanya sehinga informasi tentang identitas perusahaan  dan Beneficial Owner dari nasabah perusahaan tersebut dapat diakses oleh masyarakat.
  • Nilai transaksi awal pembukaan rekening dibawah Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah).
                Sekian dulu dech gambaran singkat soal Pedoman Pelaksanaan Program APU dan PPT. Aniwey, pada saat awal buat pedoman APU dan PPT saya punya dosen pembimbing lho, berhubung dosen pembimbingnya terlalu sibuk jadi pas sampai tengah-tengah harus jalan sendiri. Tapi tetap S E M A N G A T.
Pedoman APU n PPT
               Catatan Juli juga ada celebration 1st Izah B'day. Nama lengkapnya Faizah Wihelmina, dia adalah urutan keponakan ke-9. Met Ultah ya dedek Izah semoga panjang umur, jadi anak yang sholihah serta berbakti sama ayah dan bunda. Kata-kata yang terucap dengan jelas darinya adalah Ayah. Cuma agak sayang banget, soalnya dedek Izah susah banget maemnya. Kalau sudah dibawakan tempat makannya pasti tangannya dipakai buat nutup mulutnya untungnya masih mau minum susu formula. Dedek Izah tidak sempat menikmati ASI eksklusif karena bundanya adalah wanita karier yang kerja di Pandaan sementara dedek Izah harus tinggal di Mojokerto. Selama 3 bulan sejak dia menghirup udara dunia dedek Izah sempat tinggal di Pandaan sich, cuma karena mbak yang jagaain dia pulang kampung dan tidak kembali akhirnya dia harus tinggal bareng ma kakek dan neneknya, meski 2 hari sekali ayah bundanya ketemu sama dia. Harapan buat dedek Izah adalah mau maem biar cepat besar ya...
Dedek Izah

Marhaban ya Ramadan ya...mohon maaf lahir dan batin.

Sabtu, 06 Agustus 2011

10 Jurus Terlarang Kok Masih Mau Bisnis Cara Biasa ?

                Buku ini bisa saya baca karena dapat penawaran dari Bue,apakah saya mau membacanya? Waktu melihat sekilas judulnya yang berhubungan dengan bisnis agak ragu sih...tapi akhirnya penawaran itu saya terima dengan pertimbangan dapat wacana baru, emmm hitung-hitung bekal siapa tahu berguna kalau “Sudah bosan jadi pegawai”.
                Merupakan buku yang menyenangkan buat dibaca, penulis menggunakan gaya bahasa sehari-hari yang ringan dan mudah dipahami tanpa bermaksud menggurui para pembacanya. Diterbitkan oleh PT Elex Media Komputindo yang cetak pertama kali tahun 2007, dan Mei 2011 adalah cetakan ke 11. Merupakan buku ke-7 dari penulis bestseller Ippho Santoso.
10 Jurus itu adalah 
1.       Mulailah Dengan Yang Kanan
Jangan pernah sekalipun melalaikan dan mengabaikan otak kanan yang sarat dengan muatan intuisi, kreativitas dan pemikiran luas. Menjadi intuitif,kreatif dan ekstensif itu penting! 
2.       Rancanglah DNA Sedini Mungkin.
Sebagai pelaku bisnis harus mempunyai impian, selagi impiannya positif dan selagi masih punya kesempatan, ya sudah, lakukan saja! Diperlukan keberanian dan tidak diperlukan kesempurnaan  untuk memulai sesuatu. Ujung-ujungnya “Dream and Action” alias DNA hanya itu. Kedewasaan usia terkadang membuat takut akan banyak hal. Berbeda dengan bayi, ia malah berani melakukan apapun. Padahal, modalnya cuma 2 yaitu ketidaktahuan dan keingintahuan. Satu hal , terlalu banyak perhitungan akan memperlambat Action. 
3.       Terjunlah Seperti Rollercoaster.
Hidup itu bagaikan rollercoaster, ada kalanya naik ada kalanya turun. Begitu pun dengan berbisnis, maunya sih aset dan omzetnya naik terus. Akan tetapi tidak semuanya berlangsung seperti apa yang kita kehendaki. Terkadang aset dan omzet kita merosot, bahkan menjunam sampai titik yang paling rendah. Pastilah terselip beragam hikmah di balik itu semua. Pertama, kemerosotan akan menempa mental. Kedua, kemerosotan layak dijadikan bahan pembelajaran. Jika ternyata kita berhasil menangani kemerosotan, berarti kita lulus ujian dan berhak naik kelas. Kemerosotan akan membuat kita semakin matang. Ketiga, dengan adanya kegagalan demi kegagalan manusia akan lebih rendah hati dan lebih dekat dengan Tuhan-nya. Keempat, kemerosotan tak ubahnya bagai bumbu dalam bisnis. Jika terus menerus berhasil perjalanan bisnis akan terasa hambar. Bagaimana mungkin kita tahu sesuatu itu manis kalau kita tidak pernah mencicipi sesuatu yang pahit sebelumnya. Kelima, kreativitas pun turut terasah dengan adanya kemerosotan. Tentulah otak kita akan serta-merta berpikir “Bagaimana dengan sumber-sumber yang tersisa dan tidak seberapa ini bisa naik kembali.”  Jadi, apa pun yang terjadi, nikmati saja semuanya dan yakinlah pasti mampu bangkit kembali. 
4.       Berdamailah Dengan Badai.
Setiap masalah adalah untuk diatasi setuntas-tuntasnya. Harusnya demikian, jika memang tidak bisa diatasi, yah tidak ada pilihan lain. You must live with it, not avoid it. Anggaplah itu sebagai bagian dari hidup suka atau tidak. Berdamailah dengan badai. Keberhasilan suatu program pemasaran bukan cuma ditentukan oleh produk yang inovatif, harga yang kompetitif, distribusi yang intensif ataupun promosi yang masif. Hal yang tidak kalah penting adalah passion pada diri si pelaku bisnis itu sendiri. Passion inilah yang menjadikan bisnis bergerak, omzet melonjak dan laba menanjak. Sebesar apa pun hambatannya. 
5.       Duduklah Sama Rendah.
Selama ini jamak diketahui, kekuatan cinta itu teramat dahsyat. Dengan cinta orang rela berbagi bahkan berkorban apa saja. Akantetapi dengan cinta orang dapat membenci bahkan membunuh. Empat unsur mutlak yang terkandung dalam senyawa cinta yaitu hormat(respect), perhatian (care), tanggung jawab                       ( responsibility) dan pengetahuan (knowledge). Ketika kita sudah mencintai bianis, maka tidak akan kepikiran lagi untuk menyia-nyiakan, apalagi meninggalkan bisnis tersebut. Alih-alih menelantarkan, malah kita akan bersikap penuh hormat ( respect ), penuh perhatian ( care ), dan penuh tanggung jawab ( responsibility ). Teringin pula mengetahui lebih banyak lagi ( knowledge ).
Dunia mendambakan kebersamaan, namun dunia juga mendambakan kesetaraan. Tanpa kesetaraan tidaklah layak ia disebut kehidupan. Dalam berinteraksi, sesama pelaku bisnis juga meniscayakan kesetaraan. Tidak bisa tidak. Apakah itu hubungan produsen-konsumen, pemborong-pengecer, atasan-bawahan, penulis-pembaca. Jika angkuh terhadap partner maka kita akan luluh lantak. Jika mengekang pekerja maka kita akan hancur lebur. Jika diskriminatif terhadap bawahan akan berantakan. Jika lamban berubah akan ketinggalan jaman. Jika menindas konsumen akan tenggelam. Dunia mendambakan kesetaraan-bukan sekedar kebersamaan. Quality life is equality life. 
6.       Gantilah Gelar dan Jabatan.
Orang Indonesia itu gila gelar. Ah, apa iya hanya orang Indonesia. Ternyata sindrom ini merasuk dan merusak segenap  penjuru bumi termasuk negara adidaya layaknya Amerika Serikat. Oleh karena memang banyak demand-nya walhasil penjaja gelar secara ilegal pun berkembang biak bak hewan ternak. Kok malah pihak lain – seperti kampus, pemerintah dan masyarakat – yang selalu memberikan gelar kepada diri kita. Mbok ya sekali-kali kita yang memberikan gelar kepada diri kita sendiri ( self titling ). Coba saja pilih gelar yang sreg (terutama bagi Anda yang independen). Kemudian pasang dan pajang gelar itu di kartu nama Anda, dijamin sebagai brand tak akan dilupakan oleh siapapun. Tujuannya adalah personal branding. 
7.       Masuklah ke Surga Paling Dulu.
 Persamaan antara penjual dan pengusaha adalah : 
a.       Baik penjual maupun pengusaha sering ber-networking ( baca : mengembangkan relasi) dan deal langsung dengan pasar ( baca : mencermati peluang ). Sesuatu yang jarang dialami oleh mereka yang berkutat di luar bidang penjualan. Selain itu, penawaran produk kepada konsumen pun sudah tidak asing lagi bagi penjual dan pengusaha.
b.      Sedangkan untuk resiko, penjual mana yang tidak pernah ditolak? Pengusaha mana yang tidak pernah jatuh? Dengan kata lain, ketidak pastian sudah menjadi makanan sehari-hari penjual dan pengusaha.
c.       Penjual maupun pengusaha dikondisikan untuk memperoleh income berdasarkan transaksi bukan gaji semata.
Nah dengan adanya persamaan-persamaan tersebut mestinya tidaklah ruwet bagi seorang penjual untuk perpindah kuadran, dari penjual menjadi pengusaha.
Satu-satunya yang dibutuhkan oleh penjual adalah kenekatan untuk mengundurkan diri dan merintis bisnis sendiri. Menjadi pengusaha itu hampir wajib hukumnya, karena sebenarnya terdapat segudang manfaat dibalik enterprenur ship, diantaranya :
o   Alih-alih mencari lowongan kerja, pengusaha malah membuka lowongan kerja bagi khalayak. Seorang pengusaha yang berpengalaman mampu mengkaryakan belasan hingga puluhan orang.
o   Dengan menjadi pengusaha, pendapatan kita akan lebih besar. Lazimnya semakin besar pendapatan seseorang semakin besar pula sumbangannya.
Ada sebuah cerita menarik nih, simak baik-baik ya....Konon, pada suatu saat nanti di depan pintu surga berdirilah dosen, dokter dan ulama. Dulunya, selama di dunia si dosen telah mendidik banyak mahasiswa, si dokter telah menyembuhkan banyak orang sakit, dan si ulama telah membimbing banyak orang yangberdosa. Walhasil masing-masing merasa berhak untuk masuk surga paling dulu. Mereka pun berebut. Tiba-tiba datangnya pengusaha. Apa kata mereka? Si dosen langsung menyambut, “Nah, ini dia pengusaha kita ! Beliaulah yang membangun kampus kami.” Si dokter pun berseru “ Beliau juga banyak membantu klinik kami”. Si ulama turut melengkapi “Beliau yang merupakan donatur tetap untuk tempat ibadah kami”. Akhirnya, mengingat jasa-jasa si pengusaha, maka baik si dosen, si pengusaha dan si ulama mempersilahkan pengusaha masuk surga paling dulu. 
8.       Biarkan Kudeta Terjadi.
Memilih nama adalah suatu langkah awal yang bijak dalam bisnis. Menyandang nama yang alami tidak secara otomatis menjadikannya merek sejati. Apabila berminat dan berhasrat untuk mengubah nama yang alami menjadi merk sejati berarti metamorfosis menjadi suatu proses yang tidak dapat terelakkan. Merek didefinisikan oleh American Marketing Association sebagai nama pembeda yang didukung dengan istilah, tanda, simbol, desain ataupun gabungan diantaranya, untuk sebuah produk atau service.
Konsekuansi dari sebuah merk adalah regristrasi dan pajak. Bukankah dengan terdaftarnya merk, dapat mengurangi risiko penjiplakan hingga 60 %. Bukankah dengan adanya Undang-Undang merk, berkesempatan untuk mengekspornya. Sebaliknya kalau ndak ada merek, apanya yang mau diekspor ?
Pertama-tama pilihlah nama yang baik, kedua berilah citra yang baik pada nama tersebut melalui kerja dan kinerja. Dengan kata lain identitas merek hendaklah dirancang dan dipancang sedari awal. Begitulah pendekatan konvensional. 
9.       Waspadai Zaman Edan.
Hal-hal yang mesti dilalui untuk dapat berpikir dalam kerangka yang positif secara total : 
a.       Cobalah berpikir positif kepada Tuhan Yang Maha Kuasa.
Kita sungguh-sungguh percaya bahwa apa saja yang kita alami adalah pemberian Tuhan yang terbaik bagi kita. Kendati secara dangkal, acapkali kita memandang sesuatu itu tidak ada manfaatnya. Apabila sudah mampu berpikiran positif seperti itu kita akan sanggup mengintip dan mengutip yang terbaik atas kejadian terburuk sekalipun. 
b.      Cobalah perpikir positif terhadap diri sendiri.
Ditangan- Nya, tak diragukan lagi segala sesuatu adalah mungkin. Dengan demikian, seandainya kita dititipi kekuatan oleh-Nya maka sebenarnya kita mampu meraih apa saja, kendati itu terkesan mustahil bagi siapa pun. Sebagai pelaku bisnis jangan pernah sekalipun meremehkan visi dan potensi. Jika sekali saja terlintas dibenak bahwa sesuatu itu itu tidak mungkin, maka percayalah sesuatu itu akan benar-benar tidak mungkin untuk terealisasi.
Lima tahun belakangan ini, yang terjadi justru sebaliknya. Betul-betul berbalik arah ! Waktu luang yang tersedia amatlah sedikit. Barang yang tersedia sangatlah banyak. Terus, apa yang menjadi preference konsumen?Ternyata, konsumen tetap menyukai sesuatu yang sederhana. Lho,kok bisa?Begini ceritanya. Kekangan waktu dan limpahan barang malah membuat konsumen bingung, sehingga konsumen terpaksa “menyelamatkan diri” dengan cara menjatuhkan pilihan pada sesuatu yang sederhana.
Dengan perilaku konsumen seperti itu, maka tantangan bagi pelaku bisnis adalah bagaimana menjadikan kesederhanaan itu sebagai suatu keunikan (baca: daya saing). Dengan kata lain, kesederhanaan dalam keunikan, keunikan dalam kesederhanaan. Sungguh tidak gampang! Karena, keunikan sering bermuara pada keruwetan---musuhnya kesederhanaan.
Jadi positifkan yang negatif! Jadilah positivity sebagai amalan disegala waktu dan segala tempat.
10.   Matilah dengan tenang.
Untuk menggapai sukses, seorang individu hendaklah menyandang 2 bekal yang saling bertolak belakang. Pertama adalah, passion yang berkaitan dengan tingginya cita-cita, bulatnya tekad, nomor satukan ikhtiar dan militannya aktivitas. Kedua adalah, compassion yang erat hubungannya dengan kerendahan hati,keikhlasan untuk berbagi, keengganan untuk menyakiti dan kerelaan untuk mengalah.
Antara do the rights thing dan do the things right. Begini, Berbisnis dengan hati mengandalkan feel. Sementara, Berbisnis dengan Hati-hati mengutamakan think. Antara nurani dan nalar. Berbisnis dengan hati mengajak kita untuk tidak menganiaya sesama, sedangkan Berbisnis dengan Hati-hatimenjaga kita agar tidak dianiaya oleh sesama.
Jangan pernah menipu orang lain!Namun di sisi lainnya jangan pernah membiarkan diri ditipu oleh orang lain! Jika tidak, salah satu pihak bakal nyungsep. Pasti!
Prinsip nomor satu dalam Berbisnis denga Hati-hati adalah memilih partner yang tepat. Minimal, sang partner baik karakternya, baik pula track recordnya. Akan tetapi, andaikata di kemudian hari ternyata ia tetap macam-macam, maka jangan menyalahkan dia. Sebaliknya, salahkanlah diri sendiri, karena telah keliru memilih partner.
Prinsip berikutnya, segala kesepakatan bersama partner hendaklah dituangkan di atas kertas. Dihadapan notaris, supaya orang tidak seenaknya.
Ippo Santoso memformulasikan dalam E=MC2. Jangan kecele! Formulasi barusan sama sekali tidak ada kaitannya dengan rumus relativitas Albert Einstein. Terus, apa maksudnya? Begini. Agar tercipta keseimbangan ( E, Equilibrium ), maka mencari dan mengelola uang ( M, Money ) harus berdasarkan hati ( C, Conscience ) dan hati-hati ( C, Cautiousness ).
  • Semoga dapat bermanfaat.