Selasa, 25 Oktober 2011

P E R T A M A

         Berawal dari Jengk Die yang baca Jawa Pos, petualangan 4 sekawan pun dimulai. Dikoran itu disebutkan kalau tanggal 22 Oktober 2011, Nurani mengadakan event di City of Tomorrow.  Berangkatlah 4 sekawan dari kantor tempat mereka bekerja, uhhh panas buanget....Sampai disana parkiran penuh susah banget cari tempatnya.
                Karena baru pertama main ke Cito jadi tidak tau tempat yang dipakai kalau ada event. Yang ada waktu itu cuma ibu-ibu yang lagi lomba senam. Keliling sebentar  trus tanya pak satpam Cito soal event yang diadakan Nurani. “ Memang sebelumnya ada acara yang diadakan Nurani, cuma untuk alasan apa saya kurang ternyata acaranya disini dibatalkan, lihat saja pengumumannya tenant Nurani.” Setelah pak satpam Cito memberi tahu letak tempatnya, saya sama Jengk Die menuju tempat yang dimaksud. Ternyata memang benar acaranya dipindah ke Graha Pena. Yaaaaa...... Setelah dilakukan musyawarah untuk mencapai mufakat, keputusannya adalah tetap jalan saja di Cito terus nanti mampir ke Jemursari I-21. Selama di Cito yang berhasil didapat adalah makan sore dan saya sama Mas Tulus coba pijat refleksi yang duduk dikursi dimana sandarannya ada bulatannya. Wuiiiih sakit buanget ternyata....begitu lihat sebelah, Mas Tulusnya santai dan menikmati. Sesuai dengan hasil keputusan musyawarah, perjalanan dilanjutkan ke Jemursari I-21. Setelah sampai tepat di depan rumah, kok sepi banget ya....pagarnya digembok, trus coba telpon HP tidak diangkat. Melihat tidak ada tanda-tanda yang mengembirakan dari dalam rumah akhirnya kami memutuskan untuk jalan lagi saja, sambil bawa kembali oleh-olehnya. Yang menjadi sasarannya adalah Giant, karena dekat dan kita nanti balik lagi ke situ.
                Main di Amazone yang ada di Giant. Permainan yang saya kenal disitu cuma basket, secara dulu ada impian buat jadi pemain (hehehehehe...), lumayan dapat 2 tiket. Sementara Jengk Anggun dan Mas Tulus akrab banget sama permainan yang lain, tiket yang didapat banyak banget. Dan ini adalah hasil dari penukaran tiketnya.......
Perjalanan dilanjutkan ke I-21, sampai sana keadaannya masih sama seperti tadi, sepi. Diputuskan untuk tetap kasih oleh-olehnya, nah permasalahannya sekarang adalah mau ditaruh dimana?. Alternatif pertama dibelakangnya kotak pos, tapi tidak bisa, alternatif kedua diikat dipagar rumah, kalau nanti hilang atau ada yang iseng ambil gimana, nah alternatif paling ekstrimnya adalah lompat pagar (soalnya pagarnya pendek) trus ditaruh dikursi, karena Jengk Anggun tidak rela Mas Tulus dikeroyok dan digebuki warga sekitar disangka maling akhirnya dipilih alternatif kedua. Karena kita niatnya ikhlas memberi oleh-olehnya pasti aman dech sampai sang empunya rumah pulang. Dan ternyata aman.(konfirm dari empunya rumah sendiri). Ya....sebenarnya salah kita sih datang kerumah orang tanpa kasih kabar terlebih dahulu, jadinya begini dech...tidak ketemu.
                Demikianlah akhir kisah perjalanan Sabtu malam di Surabaya. Jengk Die pulang ke Tanggulangin, Mas Tulus pulang ke Mojokerto trus saya dan Jengk Anggun pulang ke kosan. Karena besok acara berlanjut.
                Ingin menikmati Car Free Day di Raya Darmo Surabaya, tapi apa daya pasti capek kalau harus gowes dari Buduran sampai Darmo, kalau memang niat naik motor sebenarnya juga bisa, tapi siangnya ada acara yang sudah dinanti selama satu bulan. Kalau mau tahu apa, setelah cerita ini ya.....
                Obsesi Car Free day ternyata belum luntur juga, alhasil kita menikmati Car Free day nya di Sidoarjo. Lokasinya cuma berada disekitar Alun-Alun Sidoarjo saja. Disana warga Sidoarjo bebas melakukan apa saja kegiatan olah raga tanpa diganggu sama pedagang. Malah ada yang bermain sepak bola dijalan raya. Kalau buat saya malah tidak seru kalau tidak ada pedagang.
                Perjalanan Minggunya kita alihkan ke Taman Pinang. Nah, ini nih yang kita cari pedagang yang berjualan macam-macam. Jadi ingat sama Malang, apa hubungannya coba, kalau hari Minggu di Malang ada yang namanya Pasar Minggu lokasinya dulu di Gajayana. Sebenarnya di Mojokerto juga ada daerah Car Free day tepatnya di Benteng Pancasila. Cuma disini campur dengan para pedagang, jadi acara gowesnya tidak asyik.
                Kembali lagi ke Taman Pinang. Dagangan yang dijual pada umumnya sama dengan tempat-tempat yang lain. Sekalian cari sarapan nih, menu yang ditawarkan umum juga tapi akhirnya kita dapat yang special yaitu nasi jagung. Nasi jagungnya sendiri rasanya hambar, cuma yang membuat dia lazis adalah perpaduan yang pas antara ikan asin kecil-kecil, urap-urap dan sambal terongnya tidak lupa rempeyeknya.mmmmmm yummy.  Setelah puas puter-puternya nih barang yang kita dapat dari Taman Pinang.
Rasya n bubble
                  Ini dia acara yang dinanti-nanti selama sebulan, Beauty Class di Giant Sun City Sidoarjo. Kerjasama antara Aliya salon & spa muslimah dengan Sariayu Martha Tilaar. Kalau info yang ini didapat dari Jengk Anggun yang dapat sms dari Aliyah salon & spa muslimah tentang acara ini. Selain produk dari Sariayu kita juga dapat sertifikat. Disini kita diajari agar dapat pakai make up dasar sendiri. Diajari cara memakai pembersih wajah yang bener, cara pakai alas bedak yang bener, cara menghias mata mulai pakai eye shadow lapis 3, eye laner dan maskara serta cara membuat alis mata. Tidak lupa blush on dan lipstiknya. Dan inilah hasilnya......
Kalau diminta lagi untuk dandan sendiri seperti itu, saya jamin 100% hasilnya akan lebih kacau dari itu. Selama Beauty Class yang ada saya dibantuin buat dandan, la wong ga bisa e. Niatnya memang hanya sekedar agar mengerti cara dandan. Kalau kata Mr. Shifu di Kungfu Panda 2 yang terpenting  adalah Inner Peace eh....salah ya......
                Beauty Class selesai maka berakhir pula riasan yang menghiasi wajah. Secara perjalanan akan berlanjut ke Pusat Grosir Surabaya. Menunggu bis kotanya lama banget, akhirnya dapat cuma tidak lewat tol. Sempat ragu buat naik, la wong jam ditangan sudah menunjukkan jam 14.00 WIB. Sepertinya kok kenal ya sama kondekturnya, mau konfirm tidak berani. Yo wes lah bayar saja tujuan Pusat Grosir Surabaya untuk dua orang. Kok bisnya pelan buanget ya...yang ada begitu sampai di tempat tujuan sudah tutup semua, alhasil kita putuskan untuk turun Royal Plaza. Sambil menunggu dekat tujuan, saya duduk disamping pak sopir yang sedang bekerja mengemudikan bis kota supaya baik jalannya. Memberanikan diri buat bertanya sama pak kondektur soal asalnya, dia coba kasih kuis ke saya soal nama Sinoman itu daerah mana?begitu jawaban saya benar pak kondekturnya kasih saya uang Rp. 4 ribu trus kasih kuis lagi soal siapa nama keluarga saya, setelah saya jawab dan dia kenal, saya dikasih uang Rp. 4 ribu lagi. Alhasil naik bis kota dari Waru sampai Royal Plaza gratistis.
                Sebenarnya sudah bosen dari kemarin keliling Mal yang ada cuma itu-itu saja, tidak ada tujuan dan yang dicari. Dari beberapa hari kemarin Jengk Anggun nyidam sama D’crepes dan adanya cuma di Tunjungan Plaza Surabaya. Sambil menunggu Mas Tulus yang mau menyusul ke Royal, kita melaksanakan kewajiban dulu. Naluri Si Bolang langsung muncul begitu mendengar kata D’crepes, tanpa banyak kata langsung saja menuju pintu keluar dan naik bis kota menuju Tunjungan Plaza.
Choco chess n banana


Tunjungan Plaza Surabaya sedang ada acara lomba musik patrol dan pameran batik UMKM Jawa Timur dalam rangka East Java Shopping & Cultural Carnival. Bagus banget ditambah yang membawakan acara gokil habis.
Grup Gaman
Finalis lainnya
Grup Ki Samudra
Kompak abiss
Sebenarnya hari itu adalah terakhir dan pemenang musik patrol akan diumumkan, tapi apa daya sudah tidak ada daya lagi, sudah malam juga.
Setelah Road Show mal to mal, ternyata sudah tersegmentasi sendiri ya.... akan sangat menyenangkan kalau tidak terkurung dalam satu segmen tertentu