Kamis, 15 Desember 2011

P E S O N A " D "

          Sesuatu yang tidak dapat dilupakan, saat pertama kali ketemu. Masih masa-masa kuliah semester awal.  Waktu itu dosen Pengantar Akuntansi minta kita ke Kampus II di daerah Sumbersari Malang, karena beliaunya sedang ada perlu disana. Perkulihannya sih mulai jam 13.00 WIB, cuma saya sengaja berangkat lebih awal karena ingin ketemu sama teman-teman Akuntansi sekaligus ada perlu sama mb.Eva. Mencari Citra, Sulis, Nia dan Rini bukanlah sesuatu yang susah, langsung saja samperin mereka di DIMEK (DIMENSI EKONOMI majalah kampus). Setelah puas temu kangen dan berbagi keseruan setelah selesai melakukan LK I, kita langsung bergegas ke kantin yang tepat berada di bawah DIMEK. Setelah menemukan tempat yang pas, kita menikmati aneka kue sambil melanjutkan cerita yang sempat terputus oleh suara protes naga yang ada di perut.
“Hai......mbak Eva” teriak Sulis sambil melambaikan tangan memberi tahu posisinya.
“Wah....kebetulan sekali kalian kumpul disini. Ada yang mau saya kenalin nih, pokoknya keren banget.” Kata mbak Eva datar.
“Apa mbak?” jawab kita hampir serempak.
“Ta....ra.....”.mbak Eva meletakkan sesuatu tepat di tengah-tengah meja.
“Novel....mbak?”tanya Rini heran. Disertai dengan keheranan teman-teman yang lain.
Saya memang kurang mengenal mbak Eva secara personal, karena jarang ketemu dan berinteraksi. Kita beda kampus,Jurusan Akuntansi dan Manajemen di kampus II daerah Sumbersari sedangkan jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan( IESP )di kampus III Univ.Muhammadiyah Malang daerah Tlogomas bersama dengan Fakultas lainnya. Saya bisa memaklumi keheranan teman-teman, soal mbak Eva dan novel, secara mbak Eva adalah aktivis feminis sejati. Aktivis juga manusia gitu lho....
Melihat teman-teman kurang berminat dengan tawaran mbak Eva, akhirnya saya mengajukan untuk meminjam novel itu. Sama buku Pengantar Audit yang saya pinjam dari mbak Eva, sekalian mengembalikannya ntar. Sayang sekali pertemuan siang itu harus segera saya akhiri.
Saat ini, untuk yang kedua kalinya saya mau berterima kasih sama mbak Eva karena telah meminjamkan ” Supernova Ksatria,Puteri, dan Bintang Jatuh” karya Dee ( ucapan terima kasih pertama pas mengembalikan buku ).
Pada saat awal cerita saya langsung bergumam “Apa istimewanya sih”. Begitu melewati beberapa halaman dimana Dhimas dan Ruben masing-masing melakukan penelitiannya. Wooooow keren!!!! Apalagi cerita dalam Bintang Jatuh. Two tumb up deh buat Dee.
Saya memang tidak melanjutkan ke seri Supernova Akar dan Petir, karena memang tidak up date. Atau lebih tepatnya tidak dapat kesempatan membaca buku gratis.
Perkenalan saya dengan karya Dee berlanjut pada “Filosofi Kopi”. Merupakan kumpulan cerita dan prosa satu dekade dari tahun 1995 sampai dengan 2005. Diawali dengan Ben dan temannya Jody yang mendirikan “Kedai Koffie BEN & JODY”. Cappuccino dan cafe latte menjadi enak dinikmati karena Ben mampu menarik arti, membuat analogi, hingga terciptalah satu filosofi untuk setiap ramuan kopi. Kemudian Ben mengganti nama kedai kopi mereka menjadi FILOSOFI KOPI Temukan Diri Anda di Sini. Ben selalu membuat kartu kecil yang dibagikan kepada setiap orang sehabis berkunjung. Kartu itu bertuliskan: “KOPI YANG ANDA MINUM HARI INI:.... dan keterangan filosofinya. Akhirnya Ben ditantang seorang pria untuk membuat kopi dengan rasa sesempurna mungkin. ‘Kopi yang apabila diminum akan membuat kita menahan napas saking takjubnya, dan Cuma bisa berkata: hidup ini sempurna.’ Setelah melakukan berbagai penelitian akhirnya Ben memperoleh ramuan kopi yang sempurna. Kemudian Ben menghubungi penantangnya. Tiba saat yang ditunggu-tunggu oleh Ben, penantang itu mengatakan kalau kopinya perfect. Dan kopi hasil racikan Ben itu diberinama Ben’s perfecto.
 Sampai akhirnya ada seorang yang datang pertama kali ke kedai mereka. Setelah menikmati Ben’s perfecto dia hanya bilang kalau kopinya lumayan sambil tertawa kecil. Emosi Ben tak terbendung, memaksa bapak itu untuk menunjukkan tempat kopi enak versinya. Bapak itu bilang  kopi itu terletak di pedesaan  Jawa tengah. Bergegaslan Ben dan Jody menuju ke tempat yang dimaksud. Setelah berhasil menikmati kopi Tiwus yang dimaksud bapak pengunjung kedainya. Ben pun berkomentar, kopi ini mampu menghasilkan reaksi macam-macam. Dan kopi Tiwus telah membuatnya sadar bahwa dia adalah barista terburuk. Bukan cuma sok tahu, mencoba membuat filosofi dari kopi lalu memperdagangkannya tapi yang paling parah, dia sudah merasa membuat kopi paling sempurna di dunia. Dia merasa diperalat oleh seseorang yang merasa punya segala-galanya, menjebak dalam tatangan bodoh yang cuma jadi pemuas egonya saja, sehingga terperangkap dalam kesempurnaan palsu. Kopi Tiwus memberikan arti “Walapun tak ada yang sempurna, hidup ini indah begini adanya.”
Cukup lama saya tidak menikmati karya Dee. Sampai pada saat saya membaca koran Jawa Pos For Her, tanggal berapanya saya lupa. Menceritakan tentang keluarga baru Dewi Lestari yang masih bisa menjaga hubungan baik dengan mantan suaminya. Di situ Dewi Lestari berfoto sambil membawa buku berjudul “ Madre”. Memang tidak langsung hunting ke toko buku, terkendala kesibukan. Pas tahu Jengk Die ke Surabaya saya langsung minta tolong untuk dibelikan.
Madre merupakan Kumpulan Cerita karya Dee yang diterbitkan oleh PT. Bentang Pustaka pada Juni 2011. Tansen yang tiba-tiba mendapatkan warisan dari seorang yang tidak dikenal sama sekali. Sampai akhirnya dia ketemu dengan pengacaranya Pak Tan, laki-laki itu mengeluarkan sehelai amplop cokelat bersegel lilin merah. Dari dalam amplop : sebuah kunci. Dan secarik kertas bertulis tangan. Bukan surat. Hanya alamat. Tansen dan pengacara itu bergegas menuju alamat yang dimaksud. Setelah sampai di sana, ternyata alamat yang dimaksud adalah sebuah toko roti atau kue tua. Kunci yang Tansen peroleh sebagai wasiat itu adalah sebuah kunci kulkas besar yang didedikasikan untuk menyimpan satu benda saja: stoples kaca berukuran besar. Isinya adonan putih keruh. Dan inilah Madre. Madre adalah adonan biang. Hasil perkawinan antara air,tepung dan fungi bernama Saccharomyses exiguus. Madre selalu dipakai untuk mengembangkan roti, sehingga tidak pernah pakai ragi instan. Pertemuan Tansen dengan Madre dituangkan dalam blognya.( wah....sama nih....). Perkenalan dan proses adaptasi Tansen dengan Madre penuh perjuangan. Sampai akhirnya posting di blognya mendapat komentar dari seseorang yang ingin membeli Madre. Pertentangan pun terjadi antara Tansen dan Pak Hadi ( penanggung jawab toko roti Tan de Bakker ). Untuk selanjutnya beli bukunya saja biar tahu akhir cerita Tansen serta yang lainnya...
Perkenalan saya dengan “Perahu Kertas” terjadi setelah saya selesai membaca Madre. Padahal secara kreatif “Perahu Kertas” tercipta pada Agustus 2009. Dapat juga dinikmati di www.dee-55days.blogspot.com. Perpaduan yang unik antara Kugy dan Keenan. Kugy penghayal yang mempunyai cita-cita sebagai juru dongeng. Sementara Keenan yang jago melukis. Pertemuan keduanya terjadi karena Eko yang manjadi pacar Noni sahabat Kugy harus menjemput Keenan sepupunya  yang datang ke Bandung dari Jakarta di stasiun. Kugy mempunyai kebiasaan melarungkan perahu kertas di sungai berharap agar Nepthunus dapat mengabulkan apa yang sudah dia tulis di dalamnya.
Keenan harus rela memendam keinginannya menjadi seorang pelukis karena ayahnya tidak menyetujui. Keenan harus kuliah di jurusan Manajemen sesuai dengan keinginan ayahnya, karena dialah yang akan mengurusi perusahaan yang didirikan sendiri oleh ayahnya. Meskipun kuliah di jurusan yang tidak disukainya, IPK Keenan masih menjadi yang tertinggi tiap semester. Hal itu semakin membuat ayahnya yakin bahwa Keenan mampu meneruskan usahanya. Sampai pada akhirnya Keenan memutuskan untuk mewujudkan keinginan dan cita-citanya sebagai pelukis, dan dia tahu tentang konsekuensinya yaitu keluar dari rumah dan tidak dianggap anak.
Sementara Kugy tidak mendapat pertentangan yang berarti dari keluarganya. Satu-satunya yang membuat dia harus bermusuhan dengan Noni sahabatnya sejak kecil dan putus dari Ojos adalah perasaannya sama Keenan yang bukan merupakan perasaan yang biasa. Kugy rela mengubur impiannya dan bersikap realistis bahwa profesi juru dongeng tidak menjanjikan sama sekali.
Perahu Kertas membuat saya penasaran tentang menikmati lukisan dengan baik dan benar,tidak hanya sekedar berkata bagus. Tetapi bagaimana menemukan roh di dalamnya. Perahu Kertas juga mengatakan bahwa Hati Tak Perlu Memilih karena dia telah menentukan.
Dee menyadarkan saya bahwa menulis, tepatnya membuat cerpen tidak hanya berbekal khayalan. Akan sangat menyenangkan dan menarik ketika seorang penulis mampu mengekspresikan obyek tulisannya dengan sangat jelas dan nyata. Istilah kimia yang ada dalam Supernova, membuktikan bahwa Dee adalah penulis hebat. Kunjungi blognya di www.dee-idea.blogspot.com
Minta doa restunya ya....agar dapat menjadi seperti Dee. Tapi tetap Me.
Pesona Di sang prajurit memberikan warna yang berbeda buat saya. Di sang prajurit bukanlah penulis seperti Dee. Di sang prajurit juga bukan penyanyi, tapi suaranya mampu memberikan sesuatu buat saya. Mendengar suaranya, diskusi, bertemu, berbagi dan berteman dengan Di sang prajurit adalah proses yang saya nikmati sekali.
Buat Di sang prajurit, Terus Semangat N Good Luck. Salam yah, buat Komandan Agus E Siregar
Di sang prajurit tenkyu ya......
Ada kah yg tau nama ilmiahnya?

Pesona bunga Desember memberikan keindahan di bulan Desember. Bunga ini merekah hanya pada bulan Desember saja dan cukup satu kali. Bagaimana memprogramnya ya.....?. Bukti nyata keagungan Mu Ya Alloh swt.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar