Sabtu, 30 April 2011

BATIK INDONESIA

 SEJARAH BATIK DI INDONESIA
                Batik secara historis berasal dari zaman nenek moyang yang dikenal sejak abad XVII yang ditulis dan dilukis pada daun lontar.Saat itu motif atau pola batik masih dominan dengan bentuk binatang dan tanaman.Namun dalam sejarah perkembangan,yaitu dari corak-corak lukisan binatang dan tanaman lambat laun beralih pada motif abstrak yang menyerupai awan,relief candi,wayang beber dan sebagainya. Selanjutnya melalui penggabungan corak lukisan dengan seni  dekorasi pakaian, muncul seni batik tulis yang kita kenal sekarang ini.
                Jenis dan corak batik tradisional tergolong amat banyak,namun corak variasinya sesuai dengan filosofi dan budaya masing-masing daerah yang amat beragam.Khasanah budaya bangsa Indonesia yang demikian kaya telah mendorong lahirnya berbagai corak dan jenis batik tradisional dengan ciri kekhususannya sendiri.
                Dalam perkembangannya lambat laun kesenian batik ini ditiru oleh rakyat terdekat dan selanjutnya meluas menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangganya untuk mengisi waktu senggang.Selanjutnya,batik yang hanya pakaian keluarga istana,kemudian menjadi pakaian rakyat yang digemari,baik pria maupun wanita.
MOTIF DAN FILOSOFI KAIN BATIK
Motif Batik Kawung


Motif batik kawung mempunyai makna yang melambangkan harapan agar manusia selalu ingat akan asal-usulnya.
                Mengenakan batik kawung mencerminkan pribadinya sebagai seorang pemimpin yang mampu mengendalikan hawa nafsu serta menjaga hati nurani agar ada keseimbangan dalam perilaku kehidupan manusia.
Dari perpektif historis, motif batik kawung awalnya hasil dari stylisasi kolang kaling atau buah aren, yang bentuk dasarnya dibuat empat lingkaran oval. Posisi empat lingkaran elips tersebut sengaja diatur menyentuh satu dengan yang lain secara semetris, sehingga menimbulkan ilusi optic berupa bunga empat kelopak.
Secara umum makna filosofis Batik Kawung berawal dari buah sebagai simbolisasi harapan dan kesuburan. Lalu, aren sebagai penghasil gula bermakna keagungan dan kebijaksanaan. Pohon aren yang lurus tanpa cabang melambangkan keadilan. Jadi, silmbolisasi flora aren dalam Batik Kawung bermakna filosofis tentang harapan terwujudnya kekuasaan yang adil dan bijaksana.
Sedangkan empat unsur bunga kawung yang saling beririsan secara semetris dengan menyisakan ruang kosong dtiitik pusat, disebut kiblat 4 lima pancer. Falsafah adiluhung Jawa ini bermakna memandang dari 4 perspektif mata angin guna mendapatkan cahaya (pancer) kebijaksanaan.
 Motif Kawung Sen
Ada banyak ragam motif batik kawung, salah satunya adalah batik kawung sen yang diambil dari nama pecahan satu sen.Makna corak ini adalah bahwa kehidupan ini akan kembali kepada alam sawung.Maka didalam tradisi dahulu motif ini dipakai untuk penutup orang meninggal.







Motif Batik Parang


Motif batik parang pada dasarnya tergolong sederhana,berupa lilitan leter S yang jalin-menjalin membentuk garis diagonal dengan kemiringan 45 derajat.Namun,filosofi yang terkandung di dalamnya tidak sesederhana motifnya.Ada ajaran-ajaran keutamaan yang terkandung di dalamnya. Parang berasal dari kata pereng, yang berarti lereng. Perengan menggambarkan sebuah garis menurun dari tinggi ke rendah secara diagonal. Susunan motif leter S jalin-menjalin tidak terputus melambangkan keseimbangan.Bentuk dasar leter S diambil dari ombak samudra yang menggambarkan semangat tidak pernah padam.
                Batik parang memiliki nilai filosofis yang sangat tinggi berupa petuah agar tidak pernah menyerah sebagaimana ombak laut yang tak pernah berhenti bergerak.Batik parang pun mengambarkan jalinan yang tidak pernah putus,baik itu dalam arti upaya memperbaiki diri, upaya memperjuangkan kesejahteraan, maupun bentuk pertalian keluarga dimana batik parang di masa lalu merupakan hadiah dari bangsawan kepada anak-anaknya.Motif parang secara eksplisit memiliki makna kecerdasan. Sangat jarang motif parang digunakan untuk  upacara pernikahan. Apabila digunakan sebagai busana pengantin,kalangan masyarakat Jawa menganggap dengan menggunakan motif parang sebagai busana pernikahan akan menyebabkan rumah tangganya dipenuhi percekcokan.
                Garis lurus diagonal melambangkan rasa hormat dan keteladanan,serta kesetiaan pada nilai-nilai kebenaran.Aura dinamis dalam motif ini juga mengajarkan kecekatan, kesigapan, dan kesinambungan antara satu pekerjaan dengan pekerjaan lainnya. Artinya, tidak ada kata berhenti. Begitu menyelesaikan satu pekerjaan, segeralah berlanjut pada pekerjaan berikutnya.
 Motif Parang Barong
  Ada banyak motif batik parang, salah satunya adalah parang barong.Motif parang barong memiliki makna pengendalian diri dalam dinamika usaha yang terus menerus,kebijaksanaan dalam bergerak dan kehati-hatian dalam bertindak.Parang barong hanya diperuntukkan bagi Sultan dan keluarganya, bahkan proses pembuatannya pun dikisahkan untuk menulis tiap garisnya lurus ditulis dalam satu tarikan nafas, sehingga memerlukan konsentrasi lahir  batin agar garisnya tidak terputus.
Motif batik sidomukti
Motif batik sidomukti mengandung makna kemakmuran.Demikianlah bagi orang Jawa,hidup yang didambakan selain keluhuran budi, ucapan dan tindakan, tentu agar hidup akhirnya dapat mencapai mukti atau makmur baik di dunia maupun di akhirat.
                Motif sido mukti biasanya dipakai oleh perngantin pria dan wanita pada acara pernikahan, dinamakan juga sebagai sawitan ( sepasang ). Sido berarti terus menerus atau menjadi dan Mukti berarti hidup dalam berkecukupan dan kebahagiaan, jadi dapat disimpulkan motif ini melambangkan harapan akan masa depan yang baik, penuh kebahagiaan untuk kedua mempelai.
Motif  lain Sido Mukti
Motif batik mega mendung
Sejarah timbulnya motif mega mendung yang diadopsi oleh masyarakat Cirebon,bahwa Sunan Gunungjati menikahi Ratu Ong Tien dari negeri China.Beberapa benda seni yang dibawa dari negeri China diantaranya adalah keramik, piring, kain yang berhias bentuk awan. Bentuk awan merupakan gambaran dunia luas,bebas dan mempunyai makna transidental ( Ketuhanan ). Konsep mengenai awan ini juga digunakan oleh kaum Sufi untuk ungkapan dunia besar atau alam bebas.
                Pada bentuk mega mendung bisa kita lihat garis lengkung yang beraturan secara teratur dari bentuk garis lengkung yang paling dalam ( mengecil ) kemudian melebar keluar ( membesar ) menunjukkan gerak yang teratur harmonis. Garis lengkung yang beraturan ini membawa pesan moral dalam kehidupan manusia yang selalu berubah ( naik dan turun ) kemudian berkembang keluar untuk mencari jati diri ( belajar/menjalani kehidupan sosial agama ) dan pada akhirnya membawa dirinya mem,asuki dunia baru menuju kembali kedalam penyatuan diri setelah melalui pasang surut ( naik dan turun ) pada akhirnya kembali ke asalnya.
                Unsur warna biru yang kita kenal dengan melambangkan warna langit yang begitu luas, bersahabat dan tenang, ada yang mengartikan bahwa biru melambangkan kesuburan sehingga warna batik megamendung pada awalnya selalu memberikan unsur warna biru diselingi dengan warna merah.


Gambar batik khas Mojokerto

Motif Mrico Bolong

Koro Renteng


TIPS DAN TRIK MERAWAT BATIK
Ada beberapa hal yang perlu diperhatiakan agar busana atau kain batik tetap indah, diantaranya adalah sebagai berikut :
  • 1.     Mencuci kain batik dengan menggunakan shampo rambut. Sebelumnya,larutkan dulu shampo hingga tidak ada lagi bagian yang mengental. Setelah itu baru celupkan kain batik atau busana anda. Selain shampo rambut bisa juga menggunakan sabun pencuci khusus batik yang beredar di pasaran.
  • 2.       Pada saat mencuci batik jangan digosok atau disikat.Jika batik tidak terlalu kotor maka cucilah dengan menggunakan air hangat. Jika batik terkena noda cukup mencucinya dengan sabun mandi saja, akan tetapi apabila nodanya membandel dapat menggunakan kulit jeruk yang digosokkan pada noda membandel saja. Jangan memcuci batik dengan menggunakan mesin cuci.
  • 3.       Setelah kotoran hilang batik dijemur di tempat yang teduh dan tidak perlu diperas.
  • 4.       Hindari menyetrika secara langsung, jika terlalu kusut bisa semprotkan air pada batik kemudian lapisi batik dengan menggunakan kain yang berbeda. Hal ini untuk menghindari batik dari panas langsung setrikaan.
  • 5.       Bila ingin memberi pewangi dan pelembut pada batik tulis jangan langsung disemprotkan pada kainnya.Tutupi dulu kain dengan koran, lalu semprotkan cairan pewangi dan pelembut kain. Sebaikknya tidak perlu menyemprotkan parfum ke kain atau pakaian berbahan batik sutra berpewarna alami.
  • 6.       Sesudah disetrika sebaiknya simpan batik didalam plastik agar tidak dimakan ngengat dan jangan di beri kamper atau kapur barus karena terlalu keras sehingga dapat merusak batik. Ada baiknya diberi merica atau lada yang dibungkus tisu lalu masukkan dalam lemari pakaian untuk mengusir ngengat, atau dapat juga menggunakan akar wangi yang dicelupkan dalam air panas kemudian dijemur sampai kering lalu dicelupkan lagi dalam air panas dan jemur sampai kering.Setelah akar wangi tersebut kering baru dapat digunakan sebagai pengganti kamper atau kapur barus.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar