Senin, 05 September 2011

LIBUR LEBARAN

         Awal September masih kental dengan nuansa Lebaran, jadi mau berbagi cerita sedikit nih. Perayaan Idul Fitri yang tidak dirayakan serentak tahun ini tidak berpengaruh apa-apa buat saya, sst jangan emosi bacanya, saya perjelas ya...jadi begini nih...untuk sebagian orang,  Idul Fitri tahun ini mereka ada  yang kecewa karena masakan yang sudah disiapkan untuk tanggal 30 Agst batal disajikan karena Idul Fitrinya diundur jadi tanggal 31 Agst ( Idul Fitri kok diundur ), tidak berpengaruhnya buat saya adalah karena saya tidak ikut masak besar ( dibaca : memasak utk orang banyak ) trus keluarga besar dan lingkungan tempat tinggal tetap merayakan Idul Fitrinya tanggal 30 Agst. Setelah sholat IED kami tidak langsung berkumpul untuk silahturahmi baik sesama saudara maupun tetangga, hal tersebut baru dilakukan besoknya (berdasarkan pengalaman kalau Idul Fitrinya tidak dirayakan serentak), aktivitas bersih-bersih dan berbenah pun dilanjutkan.
                Kata yang selalu mengiringi Lebaran adalah Mudik, hal itu juga berlaku buat saya. Lebaran berarti kembali ke desa tempat kelahiran ibu, perjalanan yang ditempuh adalah setengah jam dari rumah (bisa dikategorikan mudik kan?), nama desanya Berat Wetan Kecamatan Gedeg Kabupaten Mojokerto. Berat Wetan buat saya masih benar-benar terasa hawa pedesaannya, masih terbentang sawah disalah satu sisi jalan, sementara sisi jalan yang lain sudah gersang hanya tinggal daun2 kering dari tanaman tebu yang selesai dipanen. Pabrik gula Gempolkrep yang berdiri kokoh membuat tanaman tebu jamak ditemui di daerah Gedeg dan sekitarnya. Perjalanan yang sangat memanjakan mata banget dech. Sampai di rumah Mak Yah (panggilan sayang kami buat ibu dari ibu)yang masih berlantaikan semen dan sudah bertembok kami langsung menuju dapur yang masih asli, lantai yang masih menggunakan tanah liat, sedangkan memasaknya masih menggunakan kayu bakar (mungkin ini alasan kenapa masih berlantaikan tanah liat), meskipun ada kompor dan elpiji jatah dari desa tapi Mak Yah tetap kekeh pakai kayu bakar. Anak ayam dan induknya adalah penghuni tetap dapurnya Mak Yah serta seekor sapi betina beserta anaknya yang berada dikandang yang terletak di bagian luar dapur pastinya. Mak Yah termasuk salah satu orang yang kecewa karena Idul Fitrinya diundur, karena beliau sudah terlanjur masak besar buat anak,menantu,cucu dan cicitnya. Meskipun tidak ada ketupat dan opor ayam (dapat ditemui setelah 7 hari Lebaran karena sudah tradisinya seperti itu) kami masih bisa makan ayam kok (hehehe). Ada ayam panggang bumbu desa, trus semur ayam yang dikasih sedikit kluwek (yang membuat rawon jd berwarna hitam), ada kare ayam trus yang tidak kalah seru dan special tahun ini adalah nasi jagung emmmm yummy deh. Untuk special menu ini ada menu pendampingnya yaitu tumis kacang, baby corn dicampur dengan sejenis ikan asin (saya bisa menyebutnya klotok)dengan rasa pedas wes top mar kotop banget deh (pinjam istilahnya pak Bondan dulu deh). Berkumpul dengan keluarga, makan bareng  dan berbagi cerita adalah sesuatu yang sangat menyenangkan apalagi banyak ponakan2 wuih...wes ribet....senang....rame...karena ibunya saling berteriak untuk mencegah anaknya agar tidak bereksperimen dengan lingkungannya.
                Lebaran dihari ketiga diisi dengan arisan keluarga dari pihak ayah. Semua berkumpul di rumah Uti (panggilan sayang buat ibu dari ayah), untuk sampai dirumah Uti saya hanya memerlukan waktu satu menit bahkan mungkin kurang, la wong rumahnya berada persis disebelah rumah. Jadi keluarga ayah ngumpul dalam satu pekarangan, Cuma kakak perempuan ayah saja yang tinggal di desa Karangandong Balongbendo Krian Sidoarjo. Aturan yang dipakai disini untuk yang memasak adalah yang dapat arisan, sementara yang lain2nya adalah bawaan dari masing-masing keluarga. Menu kali ini adalah lontong kikil. Arisannya disini hanya berlaku untuk cucunya Uti saja, yang tidak terhubung dan berhubung dilarang ikut, untuk iurannya ditarik Rp. 100.000,- dan dalam setahun yang keluar ada 2 nama (adakah yang berminat?eits ada syaratnya loh,yaitu harus jadi cucunya Uti dulu....caranya...adalah....)Nah untuk tahun ini yang dapat arisan adalah Mamak (panggilan kami untuk kakak perempuan ayah) dan saya....Alhamdulillah dech. Emmmm kira-kira tahun depan apa ya...menu masakannya?
                Libur lebaran berakhir hari sabtu tanggal 04 Sept, sorenya saya harus balik ke Sidoarjo karena tanggal 05 Sept ada acara halalbihalal keluarga besar “ Delta Purnama”,jenis usahanya banyak banget mulai dari showroom,minimarket,KSP dan yang pasti BPR tempat saya bernaung sekarang.
                Tiba saatnya menyambut September Ceria dengan S E M A N G A T.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar